Rainbow Pinwheel Pointer

Selasa, 31 Januari 2017

Rairan Kebayoran Baru - Raicab Jakarta Selatan 2016, 3-5 Oktober 2016, di Buperta Cibubur



Raimuna, sebuah pesta terbesar Penegak-Pandega. Secara etimologi berasal dari bahasa Ambai, di Kepulauan Yapen, Papua. Istilah raimuna adalah produk asli Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut moot. Filosofinya tinggi, mengikuti banyaknya istilah kepramukaan yang penuh filosofi.
Rai berarti sekelompok orang yang berkumpul untuk mencapai tujuan bersama, dan muna adalah daya atau kekuatan jiwa yang berpengaruh baik dalam mencapai kesuksesan. Jadilah raimuna.
Biasanya bagi dewan kerja, mengadakannya menjadi suatu prestasi tersendiri. Pesta ini lebih besar, karena merupakan akumulasi dari perkemahan kepenegakan: perkemahan wirakarya, perkemahan bakti satuan karya, dll..  Namun, yang ini beda. Suatu fenomena di Cabang Jakarta Selatan. Adanya anggaran raimuna membuat pesta ini terasa wajar. Diadakanlah rairan serentak se-Jakarta Selatan sekaligus Raicab Jakarta Selatan. Senin, 3 Oktober, hingga Rabu, 5 Oktober 2016.
            Persiapan dilakukan dari beberapa minggu sebelumnya. Sangga kerja ditarik dan kuota peserta dibagi. Singkat cerita, pesta itu di depan mata. Persiapan telah mencapai tingkat akhir. Ada rasa berbeda karena aku berperan sebagai sangga kerja.
            SMA Labschool Kebayoran mengirim 1 putra dan 1 putri sebagai peserta dan 3 sangga kerja. Lucu juga, lebih banyak sangga kerjanya. Mungkin tergantung dinamika ambalan. Sangga kerja akan lebih lama berkemah. Sejak Minggu sudah harus berada di Buperta untuk mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan. Maka, kami sangga kerja berkemah selama 4 hari 3 malam.
            Minggu siang hingga malam, sangga kerja dari seluruh ranting mempersiapkan tapak subkemahnya. Dari gapura hingga tenda peleton didirikan, dari Kebayoran Baru hingga Pesanggrahan semua bergiat.
Senin pagi, tapak kemah sudah lumayan siap. Pukul 7 menunggu kedatangan peserta. Ada 80 peserta tiap ranting, dan ada 10 ranting di Jakarta Selatan, jadi peserta Raicab kali ini adalah 800 Penegak-Pandega. Hingga pukul 9, peserta berdatangan. Hanya temu koordinasi pada pagi hari.
            Kegiatan dimulai bakda Zhuhur. Sistem rotasi yang dipakai pada Raicab Jaksel ini mulai digerakkan. Tiap sangga bergerak menuju kegiatan subkemah masing-masing. Kegiatan pertama ini berlangsung hingga pukul 3. Setelah itu ada upacara adat sebagai pembukaan Raicab Jakarta Selatan 2016. Malamnya ada pentas seni.
            Esok harinya, Selasa, adalah kegiatan paling padat. Dari pagi hingga sore dipenuhi kegiatan rotasi. Peserta diajak berkenalan dengan Penegak-Pandega dari ranting lain dan bersama-sama mengikuti kegiatan. Sempat tertunda karena hujan, namun secara keseluruhan acara lancar.
            Malam ini adalah malam terakhir. DKC memutuskan untuk meniadakan api unggun, selain karena tanah masih basah karena hujan, juga karena alasan lain. Malam keakraban jadi hanya pentas seni penutupan. Tiap ranting kembali menampilkan atraksinya. Malam keakraban berlangsung hingga larut malam, menuntaskan lelah sepanjang hari dan malam. Peserta satu demi satu, kumpulan demi kumpulan, mulai meninggalkan lapangan utama. Beristirahat.
Sebagai sangga kerja, beberapa dari kami masih belum bisa menutup malam. Masih ada yang harus dikerjakan, menjelang esok hari. Hampir semua warga kemah telah terlelap, dan tapak tidur sudah tidak beraturan.
Pagi, dimulai dengan cukup lambat akibat lelahnya malam. Namun tidak sedikit yang harus dikerjakan. Orang-orang di luar masih juga belum banyak berkeliaran. Kebiasaan di suatu perkemahan, di hari terakhir. Memang sedang nyaman-nyamannya. Namun beban tetap ada karena sudah lewat waktu Shubuh.
Warga subkemah Kebayoran Baru mulai membongkar lokasi. Lalu, ada forum Penegak-Pandega di pendopo, se-Jaksel. Kami di tingkat ranting juga mengadakan forum, sebagai bahan evaluasi dan apa pun yang ingin disampaikan. Selanjutnya, ditutuplah acara dengan upacara penutupan. Diumumkan jatah piala per ranting. Kebayoran Baru mendapat predikat tapak kemah terbaik. Al-hamdu lillah, tak sia-sia usaha kami dari hari Minggu.
Usai upacara, warga kembali ke subkem ranting masing-masing, dan persiapan pulang. Semua perlengkapan dibongkar. Pembagian tiska dan sertifikat langsung hari ini karena sudah tersedia. Setelah semuanya tuntas, aku dengan kawan sangker dari Labsky kembali ke sekolah. Kawan ranting lainnya menuju destinasi berbeda.
Raimuna sederhana. Bagi warga Jakarta sudah terbiasa melihat suasana Buperta Cibubur. Nanti Raida hingga Rainas kedapatan jatah di Cibubur lagi. Harus menahan agar tak bosan. Namun yang utama bukan itu. Silaturahmi tetap berjalan, dan kenangan tetap terarsir. Ada sepatah sajak dari lagu.