Raimuna, sebuah
pesta terbesar Penegak-Pandega. Secara etimologi berasal dari bahasa Ambai, di
Kepulauan Yapen, Papua. Istilah raimuna adalah
produk asli Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut moot. Filosofinya tinggi, mengikuti banyaknya istilah kepramukaan
yang penuh filosofi.
Rai
berarti
sekelompok orang yang berkumpul untuk mencapai tujuan bersama, dan muna adalah daya atau kekuatan jiwa yang
berpengaruh baik dalam mencapai kesuksesan. Jadilah raimuna.
Biasanya bagi dewan
kerja, mengadakannya menjadi suatu prestasi tersendiri. Pesta ini lebih besar,
karena merupakan akumulasi dari perkemahan kepenegakan: perkemahan wirakarya,
perkemahan bakti satuan karya, dll.. Namun, yang ini beda. Suatu fenomena di Cabang
Jakarta Selatan. Adanya anggaran raimuna membuat pesta ini terasa wajar.
Diadakanlah rairan serentak se-Jakarta Selatan sekaligus Raicab Jakarta Selatan.
Senin, 3 Oktober, hingga Rabu, 5 Oktober 2016.
Persiapan
dilakukan dari beberapa minggu sebelumnya. Sangga kerja ditarik dan kuota
peserta dibagi. Singkat cerita, pesta itu di depan mata. Persiapan telah
mencapai tingkat akhir. Ada rasa berbeda karena aku berperan sebagai sangga
kerja.
SMA
Labschool Kebayoran mengirim 1 putra dan 1 putri sebagai peserta dan 3 sangga
kerja. Lucu juga, lebih banyak sangga kerjanya. Mungkin tergantung dinamika
ambalan. Sangga kerja akan lebih lama berkemah. Sejak Minggu sudah harus berada
di Buperta untuk mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan. Maka, kami sangga
kerja berkemah selama 4 hari 3 malam.
Minggu
siang hingga malam, sangga kerja dari seluruh ranting mempersiapkan tapak
subkemahnya. Dari gapura hingga tenda peleton didirikan, dari Kebayoran Baru
hingga Pesanggrahan semua bergiat.
Senin pagi, tapak
kemah sudah lumayan siap. Pukul 7 menunggu kedatangan peserta. Ada 80 peserta
tiap ranting, dan ada 10 ranting di Jakarta Selatan, jadi peserta Raicab kali ini
adalah 800 Penegak-Pandega. Hingga pukul 9, peserta berdatangan. Hanya temu
koordinasi pada pagi hari.
Kegiatan
dimulai bakda Zhuhur. Sistem rotasi yang dipakai pada Raicab Jaksel ini mulai
digerakkan. Tiap sangga bergerak menuju kegiatan subkemah masing-masing.
Kegiatan pertama ini berlangsung hingga pukul 3. Setelah itu ada upacara adat
sebagai pembukaan Raicab Jakarta Selatan 2016. Malamnya ada pentas seni.
Esok
harinya, Selasa, adalah kegiatan paling padat. Dari pagi hingga sore dipenuhi
kegiatan rotasi. Peserta diajak berkenalan dengan Penegak-Pandega dari ranting
lain dan bersama-sama mengikuti kegiatan. Sempat tertunda karena hujan, namun
secara keseluruhan acara lancar.
Malam
ini adalah malam terakhir. DKC memutuskan untuk meniadakan api unggun, selain
karena tanah masih basah karena hujan, juga karena alasan lain. Malam keakraban
jadi hanya pentas seni penutupan. Tiap ranting kembali menampilkan atraksinya.
Malam keakraban berlangsung hingga larut malam, menuntaskan lelah sepanjang
hari dan malam. Peserta satu demi satu, kumpulan demi kumpulan, mulai
meninggalkan lapangan utama. Beristirahat.
Sebagai sangga
kerja, beberapa dari kami masih belum bisa menutup malam. Masih ada yang harus
dikerjakan, menjelang esok hari. Hampir semua warga kemah telah terlelap, dan
tapak tidur sudah tidak beraturan.
Pagi, dimulai dengan cukup lambat akibat lelahnya malam. Namun tidak sedikit yang harus dikerjakan. Orang-orang di luar masih juga belum banyak berkeliaran. Kebiasaan
di suatu perkemahan, di hari terakhir. Memang sedang nyaman-nyamannya. Namun
beban tetap ada karena sudah lewat waktu Shubuh.
Warga subkemah
Kebayoran Baru mulai membongkar lokasi. Lalu, ada forum Penegak-Pandega di
pendopo, se-Jaksel. Kami di tingkat ranting juga mengadakan forum, sebagai
bahan evaluasi dan apa pun yang ingin disampaikan. Selanjutnya, ditutuplah
acara dengan upacara penutupan. Diumumkan jatah piala per ranting. Kebayoran
Baru mendapat predikat tapak kemah terbaik. Al-hamdu
lillah, tak sia-sia usaha kami dari hari Minggu.
Usai upacara, warga
kembali ke subkem ranting masing-masing, dan persiapan pulang. Semua
perlengkapan dibongkar. Pembagian tiska dan sertifikat langsung hari ini karena
sudah tersedia. Setelah semuanya tuntas, aku dengan kawan sangker dari Labsky kembali
ke sekolah. Kawan ranting lainnya menuju destinasi berbeda.
Raimuna sederhana.
Bagi warga Jakarta sudah terbiasa melihat suasana Buperta Cibubur. Nanti Raida
hingga Rainas kedapatan jatah di Cibubur lagi. Harus menahan agar tak bosan.
Namun yang utama bukan itu. Silaturahmi tetap berjalan, dan kenangan tetap
terarsir. Ada sepatah sajak dari lagu.